Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua sebagai lingkungan yang pertama dan utama. Selain itu, keluarga, masyarakat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga berperan dalam memenuhi hak anak. Hak-hak anak antara lain; hak atas lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, serta perlindungan khusus anak.
Salah satu bentuk upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap anak adalah melalui pencanangan imunisasi PCV sebagai imunisasi wajib untuk seluruh bayi balita di Indonesia pada September 2022 silam. Imunisasi PCV sangat penting bagi anak-anak Indonesia. Sebab, pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sangat endemis serta penyebab utama kematian pada bayi dan balita di dunia. Menurut laporan WHO, diperkirakan ada kematian satu orang anak setiap 39 detik diseluruh dunia. Di Indonesia, sekitar 14,5% kematian pada bayi dan 5% kematian pada balita setiap tahunnya disebabkan karena pneumonia.
Pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru, oleh awam lebih dikenal sebagai penyakit paru-paru basah. Pneumonia pada anak-anak umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri. Pneumonia sering muncul setelah infeksi pernapasan lain, seperti batuk pilek. Saluran udara kecil di paru-paru menjadi bengkak dan membuat lebih banyak lendir (cairan lengket) akibat adanya infeksi. Lendir menghalangi saluran udara dan mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
Tanda dan gejala pneumonia
Tanda dan gejala pneumonia bervariasi tergantung pada usia anak dan penyebab pneumonia. Anak-anak dengan pneumonia dapat memiliki satu atau lebih gejala berikut:
o Usia < 2 bulan: jika laju napas 60x/menit atau lebih
o Usia 2 - < 12 bulan: jika laju napas 50x/menit atau lebih
o Usia 12-59 bulan: jika laju napas 40x/menit atau lebih
Kapan harus ke dokter
Apabila orang tua menemukan gejala awal pneumonia, segera bawa ke dokter di praktek pribadi, klinik, Puskesmas atau Rumah Sakit. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah anak mengalami pneumonia dan memberikan pengobatan yang adekuat. Dokter juga akan memeriksa kadar oksigen anak. Jika terjadi kekurangan oksigen (hipoksemia), anak perlu dirawat inap untuk mendapat terapi oksigen, pengobatan serta perawatan lainnya.
Pengobatan untuk pneumonia
Pneumonia bakteri
Jika pneumonia anak Ayah dan Bunda disebabkan oleh bakteri, mereka akan diberi resep antibiotik. Dalam kasus pneumonia bakteri ringan, obat ini dapat diminum di rumah. Anak-anak dengan pneumonia bakteri biasanya membaik dalam waktu 48 jam setelah memulai antibiotik. Sangat penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian antibiotik, bahkan jika anak Ayah dan Bunda terlihat sudah sehat. Perawatan akan berlanjut selama 3 hingga 7 hari. Anak Ayah dan Bunda mungkin terus batuk hingga tiga minggu setelah perawatan, tetapi ini tidak perlu dikhawatirkan jika mereka terlihat aktif dan sehat.
Anak-anak dengan gejala pneumonia berat akibat bakteri dapat dirawat di rumah sakit untuk antibiotik yang diberikan langsung ke pembuluh darah melalui infus (terapi intravena atau IV). Beberapa anak mungkin juga membutuhkan oksigen atau cairan ekstra.
Pneumonia viral
Pneumonia virus biasanya tidak separah pneumonia bakteri. Namun, pemulihan bisa lebih lambat, memakan waktu hingga empat minggu. Antibiotik tidak menyembuhkan virus dan tidak diberikan untuk pneumonia virus.
Perawatan di rumah
Setelah dokter mendiagnosis anak Ayah dan Bunda dengan pneumonia ringan, Ayah dan Bunda biasanya dapat merawatnya di rumah.
Ayah dan Bunda harus kembali menemui dokter umum jika anak Ayah dan Bunda menderita pneumonia dan:
Poin-poin penting untuk diingat