MENGENAL HIPERTENSI PADA ANAK

Diperbarui 17/05/2022

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sudah banyak dikenal oleh masyarakat awam dan biasanya diderita oleh sebagian besar orang dewasa berusia 40 tahun ke atas. Namun, ternyata hipertensi juga dapat terjadi pada anak. Bahkan kasus hipertensi pada usia muda ini jumlahnya makin meningkat.

Berapa banyak anak terkena hipertensi?

Angka kejadian hipertensi pada anak menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berkisar 2-4%. Peningkatan angka kejadian hipertensi pada anak dan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, antara lain peningkatan kejadian obesitas/kegemukan pada anak dan perubahan gaya hidup. Berbagai faktor risiko hipertensi pada anak tersebut perlu dikenali orang tua untuk upaya deteksi dini dan pencegahan komplikasi akibat hipertensi pada anak. Pada pasien hipertensi, tekanan yang terlalu tinggi dalam pembuluh darah dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di jantung, otak, dan organ-organ lainnya, bahkan bisa mengakibatkan pecahnya pembuluh darah.

Kapan seorang anak tergolong hipertensi?

Memastikan anak mengalami hipertensi tak semudah pada orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tolok ukur dengan dewasa dan adanya pengaruh berbagai faktor pada tekanan darah anak seperti usia, jenis kelamin, dan ukuran/massa otot tubuh. Hal ini berarti tekanan darah normal pada anak bisa berbeda pada setiap kelompok usia, jenis kelamin, dan tinggi badan anak. Disamping itu, tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, stres (misalnya anak menangis), dan rangsangan yang lain. Oleh karena itu pengukuran tekanan darah memerlukan kondisi anak yang tenang, dilakukan di dalam ruang yang menyenangkan anak, setelah anak beristirahat sejenak.

Menurut American Academy of Pediatrics (Subcommittee on Screening and Management of High Blood Pressure in Children) tahun 2017, definisi hipertensi pada anak berusia 1-12 tahun adalah bila tekanan darahnya berada pada atau di atas persentil ke-95 untuk kelompok usia, jenis kelamin, dan tinggi badan yang sama; sedangkan untuk anak berusia 13 tahun atau lebih adalah bila tekanan darahnya melebihi 130/80 mmHg.

Oleh karena itu, sebaiknya bertanya pada dokter untuk memastikan tekanan darah anak Anda tergolong hipertensi atau normal.

Apa penyebab hipertensi pada anak?

Hampir semua kasus hipertensi pada anak tergolong sebagai hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang terjadi karena adanya kondisi medis tertentu, misalnya penyakit ginjal pada anak sebagai penyebab tersering (peradangan ginjal, infeksi ginjal kronik, penyumbatan aliran urin, batu ginjal, kelainan bawaan saluran kemih, penyempitan pembuluh darah ginjal, dan sebagainya), masalah jantung, hipertiroidisme, sleep apnea, atau efek samping dari obat-obatan.

Walaupun demikian, hipertensi primer (hipertensi yang tidak disebabkan oleh penyakit tertentu) juga bisa terjadi pada anak. Hipertensi primer atau esensial lebih sering ditemukan pada remaja, meliputi 85-90% kasus. Hipertensi primer sangat jarang ditemukan pada anak berusia kurang dari 10 tahun. Faktor risiko yang dikaitkan dengan terjadinya hipertensi esensial adalah riwayat hipertensi dalam keluarga dan kegemukan/obesitas.

Beberapa kondisi maupun kebiasaan yang dapat menjadi pemicu atau penyebab hipertensi pada anak, antara lain adalah:

1. Penyakit bawaan sejak lahir, faktor genetik dan lingkungan
Hipertensi pada anak, terutama di bawah 6 tahun, sering kali disebabkan oleh beragam kondisi kesehatan lain sejak lahir. Misalnya, lahir prematur, kelebihan atau kekurangan berat badan saat lahir, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal, gangguan hormonal, riwayat keturunan hipertensi/diabetes meliitus tipe 2/kolesterol tinggi, perokok pasif atau kelainan genetik.

2. Faktor gaya hidup, meliputi:

  1. a)  Kurangnya aktivitas fisik

Hati-hati, hipertensi lebih berisiko dialami anak-anak yang kurang aktif bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk diam, seperti bermain gawai atau menonton TV.

  1. b)  Kelebihan berat badan
    Selain kelebihan asupan garam, kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi salah satu faktor pemicu hipertensi pada anak. Hipertensi yang disebabkan karena obesitas biasanya dialami oleh anak usia 7 tahun ke atas.
  2. c)  Terlalu banyak asupan garam dan kalori
    Garam memiliki sifat untuk menyerap air. Kondisi kelebihan garam menyebabkan aliran di dalam pembuluh darah meningkat. Akibatnya, jantung menjadi berusaha lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah.
  3. d)  Kurangnya tidur
  4. e)  Konsumsi minuman beralkohol dan kafein.
  5. f)  Kebiasaan merokok pada anak atau terpapar asap rokok.
  6. g)  Anak mengalami stres.

Bagaimana gejala hipertensi pada anak?

Secara umum hipertensi tak menimbulkan gejala pada anak. Saat gejala muncul, sering kali ini merupakan tanda dari kondisi yang serius, yang disebut krisis hipertensi.
Beberapa gejala dan tanda-tanda berikut sering dikaitkan dengan kemungkinan hipertensi pada anak, antara lain:

  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur mendadak
  • Mual dan/atau muntah
  • Mimisan
  • Nyeri dada
  • Mudah lelah
  • Kejang
  • Sesak nafas
  • Detak jantung cepat atau berdebar (palpitasi)
  • Telinga berdenging
  • Bercak merah pada mata
  • Kenaikan berat badan pada anak yang tak diketahui penyebabnya
  • Perawakan pendek
  • Pada bayi baru lahir: sesak nafas, berkeringat, gelisah, kulit pucat/sianosis, muntah, dan kejang.

Apa dampak tekanan darah tinggi pada anak?

Anak dengan hipertensi mempunyai risiko hampir 4 kali lebih besar mengalami hipertensi saat dewasa nantinya bila dibandingkan dengan anak normal. Hipertensi yang tak terkendali pun dapat menyebabkan komplikasi yang serius ketika beranjak dewasa, termasuk serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Bahkan, bukan tak mungkin, kebutaan juga bisa terjadi jika tekanan darah tinggi telah menghambat aliran darah ke mata anak. Risiko ini bisa terjadi karena pembuluh darah anak telah mengalami perubahan atau pengerasan (aterosklerosis) sejak ia masih kecil.

Oleh karena itu, penting untuk mengontrol tekanan darah anak Anda sejak dini agar dapat mencegah dampak buruk pada kesehatan kardiovaskular pada masa dewasa nanti.

Bagaimana penanganan hipertensi pada anak?

Umumnya, pengobatan hipertensi pada anak merupakan kombinasi antara perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Namun, dokter biasanya akan menyarankan perubahan gaya hidup terlebih dahulu pada anak Anda. Ini berupa menerapkan pola makan anak yang sehat, termasuk membatasi konsumsi makanan berkalori tinggi (termasuk gula) serta asupan garam. Anak pun disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak konsumsi buah-buahan, sayuran, serta protein tanpa lemak. Tidak lupa anak perlu rutin melakukan aktivitas fisik, terutama olahraga untuk anak. Bila anak mengalami overweight atau obesitas, anak perlu menurunkan berat badannya guna membantu menurunkan tekanan darah. Jika perubahan gaya hidup tak cukup untuk menurunkan tekanan darah, dokter mungkin akan merekomendasikan obat hipertensi, seperti diuretik, calcium channel blocker, ACE inhibitors, atau angiotensin II receptor blockers.

Dengan pengobatan-pengobatan di atas, diharapkan hipertensi pada si kecil dapat terkontrol sehingga mencegah terjadinya komplikasi yang mengancam jiwa.

Bagaimana mencegah hipertensi anak?

Gaya hidup yang buruk merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi pada anak. Oleh karena itu, menerapkan perubahan gaya hidup diyakini dapat membantu mencegah hipertensi pada anak Anda.

Berikut beberapa cara untuk mencegah tekanan darah tinggi pada anak yang dapat dilakukan:

  1. Mengurangi konsumsi garam.

Sebaiknya batasi konsumsi natrium dan garam pada makanan anak, termasuk makanan dan minuman kemasan karena mengandung natrium dan merupakan makanan penyebab darah tinggi. Sebaiknya, biasakan membaca label makanan sebelum membelinya untuk tahu kandungan natrium dalam makanan atau minuman kemasan tersebut. Adapun jumlah natrium yang dianjurkan tak lebih dari 1500 mg dalam sehari bagi anak di atas usia 3 tahun.

  • Membatasi screen time, membiasakan anak untuk aktif bergerak dan rutin berolahraga

Terlalu sering bermain gawai (gadget), termasuk menonton TV atau bermain video game, membuat anak cenderung pasif dan jarang melakukan aktivitas fisik. Hal ini bisa mengakibatkan kegemukan, yang berujung pada hipertensi. Oleh karena itu, sebaiknya batasi waktu screen time pada anak. Ajak pula ia untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik di luar rumah, termasuk rutin melakukan olahraga setidaknya selama 1 jam sehari untuk kesehatan pembuluh darah dan jantung.

  • Menjauhkan anak dari asap rokok

Apabila anak sering terpapar asap rokok, akibatnya bisa membuat tekanan darah naik, serta merusak jantung dan pembuluh darah anak. Jadi, sebisa mungkin lindungi anak dari asap rokok, terutama dari orang-orang di sekitarnya.

  • Memeriksa tekanan darah secara berkala

Idealnya setiap anak yang berusia 3 tahun atau lebih menjalani pemeriksaan tekanan darah, setidaknya setahun sekali, seperti halnya pengukuran berat dan tinggi badan yang perlu dilakukan pada setiap anak secara berkala. Pada anak dengan riwayat lahir prematur, berat lahir kurang dari 2500 gram, atau riwayat dirawat di ruang perawatan intensif/NICU, memerlukan pemeriksaan tekanan darah lebih dini. Pada setiap anak yang memberikan gejala dan tanda seperti disebutkan di atas perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah.

Jadi, mulai sekarang jangan tunda lagi untuk menciptakan gaya hidup sehat dalam keluarga, agar anak tumbuh sehat dan terhindar dari hipertensi maupun penyakit berbahaya lainnya.

Selain itu, jika anak diketahui memiliki risiko untuk mengalami hipertensi, sebaiknya tekanan darah anak mulai diperiksa secara teratur sejak usianya 3 tahun. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

World Hypertension Day 2022 17 Mei 2022

Ditulis Oleh:
DR. Dr. Risky Vitria Prasetyo, Sp.A(K)
Bagikan Artikel
Ditulis Oleh:
DR. Dr. Risky Vitria Prasetyo, Sp.A(K)
Bagikan Artikel

Dapatkan Informasi Terbaru

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru seputar
Anak Indonesia Sehat!

Berlangganan
Notifikasi
0 Comments
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
Anak Indonesia Sehat
Situs ini dibuat untuk para orang tua sebagai wadah pendukung untuk terciptanya pertumbuhan dan perkembangan Anak Indonesia Sehat.
magnifiercrosschevron-down