Cegah Stunting dengan Protein Hewani

Diperbarui 26/01/2023

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi utama pada balita di Indonesia yang belum teratasi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkani balita dengan status pendek dan sangat pendek di Indonesia adalah 37,2% pada tahun 2013, dan menurun menjadi 30,8% pada tahun 2018. Walaupun angka stunting ini mengalami penurunan, namun berdasarkan kriteria WHO masih tergolong kategori tinggi (>20%).

Menurut WHO, stunting adalah perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.

Stunting dapat memberikan dampak jangka panjang dan jangka pendek. Dampak jangka pendek antara lain meningkatnya angka kesakitan dan kematian, serta risiko menderita penyakit-penyakit infeksi. Sedangkan jangka panjang dapat menurunkan kemampuan kognitif, rendahnya Intelligence Quotion (IQ) dan kapasitas fisik. Stunting dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, stroke dll. Tentu hal ini dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang.

Untuk mencegah stunting, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti:

  • Rutin kontrol kehamilan untuk ibu hamil
  • Berikan ASI eksklusif
  • Berikan MPASI yang bervariasi secara tepat waktu, adekuat, aman dan higienis serta dengan cara yang benar (responsive feeding)
  • MPASI harus mengandung sumber karbohidrat 35-55% dari total kebutuhan kalori, protein dengan memprioritaskan protein hewani 10-15%, sumber lemak 30-45%, serta sayur/buah sedikit saja sebagai pengenalan.
  • Rutin menimbang berat badan dan mengukur panjang/tinggi badan dengan cara yang benar setiap bulannya.
  • Aktivitas fisik sesuai usia.
  • Durasi tidur sesuai usia.
  • Jika kenaikan berat badan tidak adekuat, segeralah berkonsultasi ke dokter.

Mengapa protein hewani penting untuk mencegah stunting?

Protein hewani penting untuk mencegah stunting karena mengandung asam amino esensial yang lengkap dan berkualitas tinggi. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat diproduksi tubuh sendiri sehingga sepenuhnya didapatkan dari makanan.

Penelitian menunjukkan anak stunting memiliki kadar asam amino esensial yang lebih rendah dibandingkan anak tidak stunting. Studi lain menunjukkan konsumsi 1 sumber protein hewani rutin dapat menurunkan angka stunting 3,7%, konsumsi 2 sumber protein hewani rutin menurunkan angka stunting 5,7%, dan konsumsi 3 sumber protein hewani rutin menurunkan angka stunting hingga 6,1%.

Protein hewani tidak hanya efektif memperbaiki kualitas makanan tetapi juga status gizi, serta luaran kesehatan lain seperti pertumbuhan, fungsi kognitif, aktivitas fisik dan performa sekolah di negara berkembang. Pastikan setiap kali makan, selalu ada sumber protein hewani untuk mencegah stunting.

Daftar Pustaka:
Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, de Onis M, Ezzati M, et al. Maternal and child undernutrition: Global and regional exposures and health consequences. Lancet 2008:371:243-60
Riskesdas. 2018. Evaluasi pelaksanaan tahun 2018 & Rencana tindak lanjut tahun 2019. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI.
Zhang Z, Goldsmith PD, Winter-Nelson A. The importance of animal source foods for nutrient sufficiency in the developing world: The Zambia scenario. Food Nutr Bull. 2016;37(4):303-16.
Headey D, Hirvonen K, Hoddinot J. Animal sourced foods and child stunting. Am J Agric Econ 2018;31:100(5):1302-5.
Semba RD, Shardell M, Ashour FA, Moaddel R, Trehan I, Maleta KM, et al. Child stunting is associated with low circulating essential amino acids. EbioMedicine, 2016:6:246-52.
Levels and trends in child malnutrition: Key findings of the 2020 Edition of the Joint Child Malnutrition Estimates. Geneva: World Health Organization; 2020. 2. WHO. 2020. Stunting in a nutshell. Accessed at 4th January 2023.
Lihat Sumber
Bagikan Artikel
Bagikan Artikel

Dapatkan Informasi Terbaru

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru seputar
Anak Indonesia Sehat!

Berlangganan
Notifikasi
0 Comments
Paling Lama
Paling Baru
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
Anak Indonesia Sehat
Situs ini dibuat untuk para orang tua sebagai wadah pendukung untuk terciptanya pertumbuhan dan perkembangan Anak Indonesia Sehat.
magnifiercrosschevron-down