Meningitis adalah istilah yang digunakan untuk radang pada selaput otak, yaitu lapisan tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Radang tersebut dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, maupun virus. Di seluruh dunia, meningitis membunuh 1 dari 10 orang yang mengalaminya dan menyebabkan kecacatan seumur hidup pada 1 dari 5 orang yang bertahan hidup. Ironisnya, anak di bawah usia 5 tahun merupakan setengah dari seluruh kematian akibat meningitis.
Meningitis dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Setiap tahunnya, tanggal 5 Oktober diperingati sebagai Hari Meningitis Sedunia. Peringatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit ini sekaligus mewujudkan rencana dari World Health Organization untuk menuju dunia bebas meningitis pada tahun 2030. Meningitis dapat disembuhkan apabila dikenali sejak dini, dan sebagian kasus dapat dicegah dengan imunisasi. Yuk, kita pelajari lebih lanjut, vaksin apa saja yang dapat mencegah penyakit meningitis!
Vaksinasi atau imunisasi adalah cara yang paling aman untuk melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit dan mengurangi potensi penyebaran infeksi dalam populasi.
Imunisasi yang dapat mencegah meningitis pada anak yang tersedia saat ini antara lain:
1.Vaksin Haemophilus influenzae tipe B (HiB)
Vaksin ini mencegah infeksi oleh kuman HiB, yang merupakan salah satu penyebab pneumonia dan meningitis tersering pada bayi dan anak kecil. Vaksin HiB direkomendasikan untuk diberikan saat bayi berusia 2, 3,4 bulan atau 2,4,6 bulan dengan imunisasi ulangan pada usia 18 bulan. Vaksin ini sudah termasuk dalam program pemerintah menggunakan vaksin Pentabio; yaitu sediaan vaksin yang mengandung vaksin difteri-pertusis-tetanus (DPT), hepatitis B, dan HiB.
2.Vaksin BCG
Vaksin BCG digunakan di negara-negara dengan angka kejadian penyakit tuberkulosis (TB) yang tinggi untuk mencegah infeksi TB berat. Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TB kedua terbanyak di dunia. Meningitis akibat TB termasuk salah satu bentuk infeksi TB berat yang dapat terjadi pada anak. Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau sebelum bayi berumur 1 bulan.
3.Vaksin pneumokokus
Vaksin pneumokokus terkonyugasi (PCV) dapat mencegah infeksi oleh kuman streptokokus invasif, yang juga dikenal sebagai pneumokokus. Kuman tersebut merupakan salah satu penyebab tersering pneumonia dan meningitis pada bayi dan anak kecil.
Sejak tahun 2022, Kementerian Kesehatan telah menjadikan imunisasi PCV salah satu imunisasi rutin pada anak mulai. Vaksin PCV yang digunakan dalam program imunisasi nasional adalah vaksin PCV13 yang diberikan dengan jadwal 2+1; dua dosis imunisasi primer (diberikan pada usia 2 dan 3 bulan) dan satu dosis imuniasi ulangan (diberikan pada usia 12 bulan). IDAI merekomendasikan imunisasi PCV dengan jadwal 3+1; yaitu empat dosis pada usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.
Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV sama sekali, dan usia anak saat ini:
4.Vaksin meningokokus
Vaksin meningokokus mencegah infeksi oleh kuman Neisseria meningitidis yang juga dikenal sebagai meningokokus. Daerah di Sub-Sahara Afrika yang dikenal dengan sebutan “Meningitis Belt” merupakan daerah yang sering terjadi wabah meningitis. Daerah ini mencakup 18 negara, mulai dari Ethiopia dan Senegal. Saudia Arabia juga termasuk salah satu daerah dengan kasus meningitis yang cukup tinggi.
Di Indonesia, vaksin meningokokus tidak diberikan secara rutin kepada semua bayi dan anak; hanya dianjurkan pada kelompok risiko tinggi tertentu, untuk populasi khusus misalnya yang akan beribadah haji serta bila anak akan bepergian ke wilayah endemis.
5.Vaksin MMR (measles-mumps-rubella) atau MR (measles-rubella).
Di antara berbagai infeksi virus yang dapat menyebabkan meningitis, vaksin MMR dapat melindungi anak-anak dari infeksi virus measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella. Ketiga infeksi virus tersebut dapat menyebabkan komplikasi meningitis.
Reaksi setelah vaksinasi
Pada dasarnya, sebagian besar pemberian vaksinasi tidak menimbulkan reaksi yang mengganggu. Sebagian kecil dapat muncul reaksi ringan, dapat diatasi sendiri, dan menghilang dalam 1-2 hari bila tidak ada penyebab lain.
Apa yang dapat dilakukan bila terjadi:
Lakukan kompres hangat, gunakan pakaian tipis, dan berikan lebih banyak minum. Berikan obat penurun panas bila dirasa perlu.
Kompres dingin (dapat menggunakan es batu dibalut kain) selama 10-15 menit, dapat diulang 3x sehari
Dapat muncul setelah pemberian vaksin virus hidup/kombinasi, antara lain vaksin MMR atau MR. Umumnya hal ini tidak berbahaya dan tidak menular dan akan menghilang dalam waktu 1-2 hari.
Anak rewel disebabkan karena rasa tidak nyaman seperti suhu tubuh meningkat, rasa nyeri setempat di sekitar lokasi suntikan, atau keluhan lainnya. Rewel akan hilang ketika keluhan sudah mereda.
Vaksin dapat menyelamatkan nyawa. Hal efektif yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari meningitis adalah dengan melakukan imunisasi yang telah tersedia.
Add your first comment to this post