Tentunya kita semua setuju bahwa ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Mungkin masih terbersit beberapa pertanyaan tentang ginjal: apa sih ginjal itu? mengapa ginjal sangat penting dan harus dijaga?
Ginjal adalah salah satu organ yang berperan penting dalam tubuh manusia, selain jantung, otak dan hati. Organ ginjal ini terletak pada bagian bawah tulang rusuk belakang pada tubuh manusia. Ginjal berbentuk seperti kacang yang terletak di sepanjang dinding otot bagian belakang perut. Ukuran ginjal manusia bervariasi, pada bayi lahir cukup bulan panjang ginjal kurang lebih 6 cm dengan berat 24 gram. Pada orang dewasa berkisar antara 10-12 cm atau sebesar kepalan tangan denan berat sekitar 150 gram. Ginjal pada manusia berjumlah dua atau sepasang, terletak di sebelah kanan dan kiri. Letak pada bagian kiri lebih tinggi sedikit dibanding sebelah kanan karena desakan ke bawah oleh organ hati pada ginjal kanan. Meskipun ukuran ginjal hanya sekepalan tangan, namun ginjal memiliki fungsi yang sangat penting dan wajib untuk dijaga.
Fungsi ginjal sangat vital, yaitu meliputi detoksifikasi darah, membantu tubuh untuk menyaring limbah dan membuangnya melalui urine, menjaga keseimbangan garam dan mineral dalam darah, serta mengatur tekanan darah dan memproduksi sel darah merah.
Gangguan fungsi ginjal dalam tubuh manusia menyebabkan fungsinya tidak dapat berjalan dengan baik. Gangguan ginjal sangat berbahaya karena berkaitan erat dengan kinerja organ-organ vital lainnya.
Salah satu fungsi ginjal yang utama adalah sebagai organ pembuangan dalam tubuh manusia. Tugas utama ginjal adalah menyaring dan membersihkan darah dari racun, kadar garam yang berlebihan, dan limbah lainnya yang masuk dalam tubuh,
kemudian dialirkan keluar tubuh melalui urine. Ginjal juga mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh manusia, dan memastikan seluruh jaringan tubuh menerima air yang cukup sehingga dapat bekerja dengan baik. Ginjal menghasilkan hormon eritropoietin yang berfungsi untuk merangsang produksi sel darah merah. Fungsi ginjal yang tak kalah penting adalah mengatur tekanan darah dan kadar garam dalam darah melalui enzim renin yang diproduksi dalam ginjal. Banyaknya fungsi penting yang diperankan oleh ginjal tersebut bertujuan supaya tubuh tetap sehat. Hal ini hendaknya membuat kita menyadari pentingnya menjaga selalu kesehatan ginjal kita.
Penyakit Ginjal Pada Anak
Umumnya penyakit ginjal diketahui menyerang orang dewasa, padahal gangguan ginjal juga ditemukan pada anak-anak. Seperti kebanyakan kasus gangguan fungsi ginjal, penyakit ini juga dapat berkembang menjadi gagal fungsi ginjal dan berujung fatal apabila tidak segera ditangani. Berdasarkan kronologis atau waktu terjadinya, penyakit ginjal pada anak terbagi menjadi dua, yaitu akibat kelainan bawaan sejak lahir dan penyakit yang didapat setelah lahir.
Kelainan ginjal bawaan sejak lahir umumnya ditandai dengan adanya kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih, antara lain penyempitan katup saluran kencing uretra, pembengkakan ginjal akibat penyumbatan saluran kencing, penyakit ginjal polikistik, penyakit ginjal multikistik, asidosis tubular ginjal, dan tumor ginjal.
Sedangkan penyakit ginjal yang didapat setelah lahir biasanya ditandai dengan infeksi saluran kemih yang dapat disertai dengan kerusakan parenkim ginjal akibat infeksi saluran kemih atas dan infeksi semua sistem organ (sepsis); dan radang ginjal akibat berbagai proses yang bukan infeksi seperti glomerulonefritis, nefritis lupus, sindrom nefrotik, serta akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Gangguan ginjal pada anak terbagi menjadi dua yaitu gangguan ginjal akut dan penyakit ginjal kronik. Gangguan ginjal akut merujuk pada kondisi di mana ginjal anak mengalami kerusakan fungsi secara mendadak. Penyebabnya adalah penyumbatan sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancur, trauma luka bakar, dehidrasi, pendarahan, jejas atau operasi. Sedangkan penyakit ginjal kronik adalah kondisi penurunan fungsi ginjal anak secara menetap selama kurun waktu tiga bulan atau lebih. Anak dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun
kronik, akan mengalami penurunan fungsi penyaringan kotoran, kontrol jumlah air dalam tubuh, serta kadar garam dan kalsium dalam darah. Akibatnya zat sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap dalam tubuh anak sehingga lambat laun membahayakan kondisi kesehatannya.
Menurut data global, prevalensi gagal ginjal tertinggi terjadi di kawasan Asia yaitu 51- 329 jiwa per 1 juta populasi anak; Eropa 55-75 jiwa per 1 juta populasi anak; dan Amerika Latin 42.5 jiwa per 1 juta populasi anak. Sementara itu, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan pada 2017 terdapat 212 anak dari 19 RS di Indonesia yang mengalami gangguan ginjal dan menjalani cuci darah.
Secara umum, gejala penyakit ginjal pada anak meliputi: bengkak pada mata, wajah, atau kaki, nyeri saat kencing, sering kencing (anyang-anyangan), sering mengompol terutama di malam hari, ada darah dalam urine, tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan.
Tanda dan gejala lainnya meliputi mual muntah, hilangnya nafsu makan, perasaan lemah dan lesu, sesak nafas, nyeri perut, masalah mulut, mati rasa, kesemutan, terbakar kaki panas dan tangan, kram dan kejang otot, gangguan tidur, kulit gatal, dan menurunnya ketajaman mental.
Selain itu, akibat dari penyakit ginjal pada anak dapat menyebabkan anak mengalami masalah tumbuh kembang, masalah belajar, sampai perilaku.
Berbagai masalah kesehatan terkait penyakit ginjal pada anak ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik untuk meninjau tanda penyakit. Untuk melakukan konfirmasi diagnosis, dokter biasanya juga merekomendasikan tes urine, darah, pencitraan, sampai biopsi ginjal.
Gangguan ginjal tidak dapat hilang dengan tindakan pengobatan dan cenderung memburuk dari waktu ke waktu. Jika gejala gangguan ginjal pada anak tidak terdeteksi sejak dini dan tidak ditangani segera, maka pada saat dewasa kondisinya akan mengarah ke penyakit ginjal kronik stadium akhir atau gagal ginjal terminal yang perlu diobati dengan metode transplantasi ginjal atau perawatan penyaringan darah (cuci darah atau hemodialisis).
Meskipun gangguan ginjal tidak selalu dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat diterapkan untuk menekan kemungkinan terjadinya gangguan ginjal pada anak. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. Menangani penyakit yang mendasari.
Jika anak memiliki kondisi kesehatan jangka panjang yang menjadi penyebab gangguan ginjal, seperti diabetes dan hipertensi, maka orang tua harus memastikan kondisi kesehatan tersebut terkontrol, baik dengan menjalani gaya hidup sehat maupun konsumsi obat-obatan teratur.
2. Menghindari merokok.
Merokok meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, yang dikaitkan dengan risiko gangguan ginjal yang lebih tinggi.
3. Diet sehat.
Mengonsumsi gizi seimbang dan konsumsi air putih secukupnya setiap hari dapat menurunkan risiko gangguan ginjal dengan mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh.
4. Melakukan aktivitas fisik secara rutin.
Aktivitas fisik dapat menjaga tekanan darah tetap stabil dan menurunkan risiko gangguan ginjal.
Anak dengan gangguan ginjal membutuhkan biaya pengobatan yang besar, terancam mengalami tumbuh kembang yang terhambat, berkendala dengan proses belajar di sekolah yang berakibat pada menurunnya prestasi, merasa rendah diri, dan yang paling membahayakan adalah risiko kematian dini. Oleh karena itu, sangat penting bagi para orang tua dan masyarakat luas untuk mengenali faktor risiko dan gejala gangguan ginjal pada anak. Respon orang tua dan masyarakat terhadap gangguan ginjal akan sangat mempengaruhi kualitas dan kelangsungan hidup anak.