Mengenal Penyakit Imunodefisiensi Primer

Diperbarui 07/11/2021

Tubuh kita seperti negara, memiliki sistem pertahanan dan keamanan yang rumit. Mulai dari epitel yang menyusun kulit, mukosa saluran napas dan saluran cerna dengan sekresi enzim antimikroba untuk melawan kuman yang akan masuk, sel-sel fagosit seperti makrofag yang berjaga di lini depan, sel dendritik berfungsi sebagai intelijen yang melaporkan serangan patogen ke jaringan limfoid terdekat dan sel limfosit T dan B pada imunitas adaptif yang berperan sebagai pasukan khusus yang akan menghancurkan kuman spesifik dengan bantuan imunoglobulin. Sekumpulan sel, jaringan dan molekul  yang berperan dalam pertahanan terhadap infeksi ini disebut sistem imun. Semua komponen ini bekerja sama melindungi tubuh terhadap serangan mikroba seperti virus, bakteri, jamur dan lain-lain.

Apabila salah satu dari bagian sistem imun ini tidak ada, rusak atau tidak berfungsi dengan baik maka infeksi akan mudah terjadi. Penyakit yang disebabkan oleh gangguan imunitas disebut penyakit imunodefisiensi. Penyakit ini dapat diakibatkan oleh kerusakan pada satu atau beberapa komponen sistem imun dan disebut penyakit imunodefisiensi primer. Gangguan sistem imun lainnya bisa diakibatkan oleh infeksi (misalnya HIV), malnutrisi,  atau pengobatan yang menekan berbagai komponen sistem imun  yang disebut defisiensi imun sekunder atau didapat.

Apa itu penyakit imunodefisiensi primer?

Imunodefisiensi primer adalah sekumpulan dari lebih dari 350 penyakit kronis yang langka dimana satu atau beberapa bagian dari sistem kekebalan tubuh tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik. Penyakit ini merupakan yang penyakit genetik, tidak menular dapat ditemukan pada anak-anak maupun dewasa dan gejala yang ditunjukkan bervariasi tergantung komponen sistem kekebalan yang terkena. Sekitar 6 juta orang diperkirakan menderita imunodefisiensi namun hanya 27.000-60.000 orang yang baru teridentifikasi.

Beberapa jenis imunodefisiensi primer

Penyakit imunodefisiensi primer yang sekarang diketahui cukup banyak yaitu sekitar 350 penyakit. Apabila kerusakan terjadi di sel B dan sel T maka penyakit ini akan timbul gejala infeksi saat bayi (<6 bulan) karena tidak ada pertahanan dari dalam tubuh. Penyakit ini disebut severe combined immunodeficiency dan terjadi  pada 1 dari 150.000-500.000 orang.

Bila kerusakan terjadi pada imunitas humoral (diferensiasi sel B dan produksi immunoglobulin) gejala yang ditunjukkan terutama pada saluran nafas seperti infeksi sinus, telinga dan bronkiektasis yang diakibatkan oleh kuman berkapsul. Penyakit ini dapat timbul setelah usia 6 bulan saat kadar antibodi dari ibu sudah menurun. Common variable immunodeficiency, selective IgA immunodeficiency dan X-linked agammaglobulinemia merupakan bagian dari penyakit dengan kerusakan imunitas humoral.

Chronic granulomatous disease merupakan penyakit yang disebabkan defisiensi nicotinamide adenine dinucleotide phosphate oxidase pada fagosit  sehingga terjadi gangguan eliminasi kuman ekstrasel seperti bakteri dan jamur. Kelainan ini terjadi pada 1 dari 200.000 orang.

Kapan kita harus curiga seorang anak mengalami imunodefisiensi primer?

Seringkali anak-anak terutama prasekolah mengalami infeksi saluran pernapasan, diare dan demam. Namun kita harus mencurigai seorang anak mengalami imunodefisiensi prier jika anak tersebut mengalami: (1) penyakit infeksi yang sangat berat yang membutuhkan perawatan rumah sakit atau antibiotik intravena, (2) infeksi yang persisten, tidak sembuh sempurna atau membutuhkan waktu untuk sembuh lebih lama dari seharusnya, (3) infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak biasa, umumnya oleh kuman oportunistik seperti jamur, (4) infeksi yang timbul berulang-ulang, serta (5) terdapat anggota keluarga lain yang juga memiliki kecenderungan untuk mudah mengalami infeksi.

The  Jeffrey Modell Foundation mengembangkan sejumlah tanda waspada/warning signs untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap imunodefisiensi primer. Seseorang dicurigai mengalami imunodefisiensi primer bila mengalami dua atau lebih gejala berikut:

  1. Empat atau lebih infeksi baru pada telinga dalam satu tahun
  2. Dua atau lebih infeksi sinus yang serius dalam satu tahun
  3. Penggunaan antibiotik selama dua bulan atau lebih tanpa memberikan efek
  4. Dua atau lebih pneumonia dalam satu tahun
  5. Berat badan tidak naik-naik atau gagal tumbuh pada bayi
  6. Abses berulang pada organ atau jaringan kulit
  7. Infeksi jamur yang menetap pada kulit dan mulut
  8. Perlu antibiotik intravena untuk membasmi infeksi
  9. Dua atau lebih infeksi organ dalam atau sepsis
  10. Riwayat keluarga dengan imunodefisiensi

Anak yang diketahui mengalami gejala seperti diatas dianjurkan untuk menemui/ berkonsultasi dengan dokter atau ahli imunologi untuk dilakukan penelusuran lebih lanjut. Diagnosis imunodefisiensi yang terlambat dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi dan keparahan infeksi, terganggunya aktivitas di sekolah, keluarga dan mengalami penyakit berat seumur hidup seperti adanya kerusakan organ permanen.

Pemeriksaan apa saja yang akan dijalani anak yang dicurigai imunodefisiensi?                      

Anak yang dicurigai imunodefisensi primer akan menjalani berbagai pemeriksaan mulai dari penelusuran riwayat penyakit seperti penyakit infeksi, riwayat keluarga (gejala yang sama pada keluarga dan penelusuran silsilah keluarga/pedigree, riwayat perkawinan dengan saudara), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (laboratorium, pemeriksaan radiologi dan lain-lain).

Permeriksaan laboratorium dapat dimulai dari pemeriksaan darah lengkap dan kimia klinik. Pemeriksaan ini umumnya tersedia di berbagai rumah sakit daerah dan rujukan di Indonesia. Pemeriksaaan untuk menyingkirkan diagnosis lain dengan gejala yang mirip seperti HIV, kelainan autoimun, alergi, fibrosis kistik, kelainan struktur anatomis dan kanker juga perlu dilakukan.

Pemeriksaan selanjutnya adalah kadar immunoglobulin (IgG, IgM, IgA dan IgE) untuk menyingkirkan defisiensi antibodi yang merupakan kelainan yang paling banyak ditemukan. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan-pemeriksaan tergantung klinis dan temuan laboratorium sebelumnya seperti: respon booster immunoglobulin, subklas IgG, subpopulasi limfosit, proliferasi limfosit, maturasi sel B, fungsi fagosit, pemeriksaan komunikasi antara limfosit T/makrofag, dan komplemen.

Pengobatan

Pengobatan yang diberikan tergantung dengan jenis kelainan yang ada. Penderita yang sering mengalami infeksi memerlukan antibiotik pencegahan jangka panjang agar tidak mengalami infeksi yang berat. Contohnya pemberian profilaksis kotrimoksazol pada penderita chronic granulomatous disease akan mengurangi infeksi sebesar 50%. Immunoglobulin intravena (IVIG) diberikan pada penderita X-linked agammaglobulinemia sebagai pengganti immunoglobulin yang tidak diproduksi oleh tubuh. Kelainan-kelainan seperti common variable immunodeficiency, X-linked hyper IgM, sindromWiskott-Aldrich dan defisiensi subklas IgG juga umumnya diberikan IVIG. Penyakit-penyakit seperti severe-combined immunodeficiency, sindrom Wiskott-Aldrich dan DiGeorge dapat disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang dari donor dengan HLA identik.

Daftar Pustaka:
Abbas AK, Pillai S, Litchman AH. Introduction to the Immune System Nomenclature, General Properties, and Components. In: Basic Immunology. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014. p. 1–22
Abbas AK, Pillai S, Litchman AH. Congenital and Acquired Immunodeficiencies Diseases Caused by Defective Immune Responses. In: Basic Immunology. 4th ed. Philadelphia; 2014. p. 225–20
Cooper MA, Pommering TL, Koranyi K. Primary Immunodeficiencies. Am Acad Fam Physicians. 2011;68:2001–8
Is it just an infection ? :4433
Arkwright PD, Gennery AR. Ten warning signs of primary immunodeficiency : a new paradigm is needed for the 21st century. 2011;1238:7–14
IPOPI. Primary immunodeficiencies: Diagnosis of primary immunodeficiencies. :1–12
Lihat Sumber
Ditulis Oleh:
Dr. Myrna Alia, SpA(K)
Ditinjau Oleh:
Dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K)
Bagikan Artikel
Ditulis Oleh:
Dr. Myrna Alia, SpA(K)
Ditinjau Oleh:
Dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K)
Bagikan Artikel

Dapatkan Informasi Terbaru

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru seputar
Anak Indonesia Sehat!
Subscribe Newsletter CTA

Add your first comment to this post

Anak Indonesia Sehat
Situs ini dibuat untuk para orang tua sebagai wadah pendukung untuk terciptanya pertumbuhan dan perkembangan Anak Indonesia Sehat.
Hak Cipta © 2020 – 2025 Anak Indonesia Sehat
magnifiercrosschevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram