Do’s and Dont’s pada Anak dengan Epilepsi

Diperbarui 29/03/2023

“Anak saya didiagnosis epilepsi! Apa yang harus saya lakukan?”

Diagnosis epilepsi tentu merupakan sesuatu yang mencemaskan dan menakutkan bagi orangtua. Tetapi bagi sebagian besar anak, epilepsi dapat disembuhkan dan bukan akhir kehidupan! Simak apa yang dapat dilakukan pada anak dengan epilepsi, serta apa yang sebaiknya diwaspadai atau dihindari.

DO’s

DO: Konsumsi obat antiepilepsi secara teratur

Pastikan anak minum obat secara teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan, sesuai anjuran dokter. Obat sebaiknya dikonsumsi pada waktu yang sama setiap hari agar tidak ada dosis yang terlewatkan dan dosis obat dalam tubuh tetap stabil.

DO: Ketahui apa yang harus dilakukan saat kejang

Bila anak kejang, usahakan untuk tetap tenang dan lakukan hal-hal berikut:

  • Letakkan anak di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti listrik dan benda tajam.
  • Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut dapat keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak.
  • Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, kayu, jari orangtua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum atau makan anak yang sedang kejang atau tidak sadar penuh, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas. Apabila lidah tergigit, luka yang dapat terjadi pada lidah relatif tidak berbahaya dibandingkan risiko sumbatan jalan napas akibat memasukkan benda ke dalam mulut.
  • Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang.
  • Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi berharga bagi dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.
  • Apabila anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali orangtua dengan obat kejang yang dapat diberikan melalui dubur. Setelah melakukan langkah-langkah pertolongan pertama di atas, obat tersebut dapat diberikan sesuai instruksi dokter.

DO: Ketahui kapan perlu membawa anak ke IGD

Anak epilepsi perlu dibawa ke IGD bila:

  • Kejang lebih dari dua kali atau melebihi jumlah kejang biasanya dalam sehari
  • Kejang disertai demam tinggi
  • Kejang disertai atau diikuti penurunan kesadaran

DO: Kontrol teratur ke dokter

Jangan lupa kontrol ke dokter secara teratur untuk memeriksakan kondisi kesehatan anak. Dokter akan memantau kondisi anak dan juga meresepkan obat sesuai dengan usia, berat badan, kondisi medis, serta frekuensi dan jenis kejang yang dialami oleh anak.

DO: Makan teratur dengan diet seimbang

Selain menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter, anak tetap membutuhkan nutrisi seimbang untuk menjaga tumbuh kembang tetap optimal. Waktu makan sebaiknya juga teratur, untuk menghindari fluktuasi kadar gula darah yang dapat memudahkan terjadinya kejang.

Anak dengan epilepsi yang telah terkontrol dengan baik umumnya dapat menunaikan puasa Ramadhan, tentunya sesuai usia dan kemampuannya. Bila anak akan berpuasa, sebaiknya berkonsultasi dahulu kepada dokter mengenai penyesuaian jadwal minum obat antiepilepsinya.

Bagi anak dengan epilepsi yang tidak dapat dikontrol dengan obat, dapat dicoba pemberian diet ketogenik dengan pengawasan dokter. Diet ketogenik khusus untuk pasien epilepsi berbeda dengan diet ketogenik yang marak dibicarakan di media dan masyarakat. Pemberian diet ketogenik untuk pasien epilepsi harus dilakukan atas anjuran dokter dan dengan perhitungan yang cermat serta pengawasan ketat oleh dokter agar pertumbuhan anak tidak terganggu dan minim efek samping.

 DO: Tidur cukup dengan jadwal tidur yang teratur

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi untuk proses pemulihan tubuh. Pada anak, tidur juga dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal, karena hormon pertumbuhan terutama diproduksi saat anak tidur di malam hari. Oleh karena itu, anak membutuhkan tidur lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Kualitas tidur yang baik dapat dirasakan pada pagi hari, saat bangun dari tidur yang tenang di malam hari anak merasa segar di pagi hari dan dapat berfokus dengan baik pada aktivitas yang dilakukan. Tidur yang cukup dan teratur amat penting pada anak dengan epilepsi. Penting juga untuk mengikuti irama bangun-tidur alamiah pada manusia, yakni tidur di malam hari dan bangun di pagi hari. Keadaan kurang tidur akibat tidur larut malam dapat menurunkan ambang kejang sehingga anak menjadi lebih mudah kejang, walaupun esok harinya anak bangun lebih siang. Pastikan anak cukup tidur yang berkualitas, antara lain dengan menerapkan jadwal tidur yang konsisten, menciptakan suasana tidur yang nyaman, memastikan anak telah makan malam paling lambat dua jam sebelum waktu tidur, menghindari kebiasaan tidur sore atau tidur siang yang berlebihan, dan memperbanyak paparan sinar matahari pada pagi hari.

DO: Tetap memberikan stimulasi pada anak

Setiap anak membutuhkan stimulasi yang tepat sesuai usia untuk menjamin perkembangan yang optimal. Hal yang sama berlaku pula bagi anak dengan epilepsi. Tetaplah memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Yang termasuk dalam stimulasi sesuai usia misalnya mengajak anak bermain yang sesuai dengan usianya, beraktivitas fisik di luar ruang, bersekolah bagi anak usia sekolah, dan memberikan kesempatan bermain dengan anak lain seusianya. Tentu kegiatan-kegiatan tertentu membutuhkan pengawasan orang dewasa.

DO: Anak tetap bersekolah

Kejang yang dapat muncul pada saat yang tidak terduga terkadang membuat anak dengan epilepsi merasa tidak percaya diri dalam bersosialisasi atau bersekolah. Anak dengan epilepsi yang kejangnya sudah cukup terkontrol tetap dapat dan harus bersekolah sesuai usia dan tahapan perkembangannya. Pihak sekolah perlu diberi tahu mengenai kondisi anak, bila perlu dengan surat dari dokter, dan diberikan edukasi mengenai pertolongan pertama saat anak kejang. Idealnya, obat pertolongan pertama dititipkan kepada pihak sekolah (misalnya pada guru Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS) dan disimpan di tempat yang mudah dijangkau namun aman untuk menghindari penyalahgunaan obat. Orang yang berada di dekat anak, misalnya guru kelas dan guru olahraga, harus mengetahui apa yang harus dilakukan bila anak kejang.

DO: Dukung anak untuk tetap bermain bersama teman dan melakukan hobi

Berbicara tentang epilepsi dapat membantu orang menyadari bahwa anak-anak dengan kondisi ini sama dengan anak-anak lainnya dan dapat menjalani aktivitas seperti biasa. Ketika anak semakin besar, epilepsi dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk sekolah, olahraga, dan hubungan dengan teman. Membicarakan kondisi anak dengan jujur dan terbuka namun tidak menakut-nakuti akan membantu teman-teman anak seusianya untuk memahami epilepsi serta mengurangi stigma dan ketakutan akan epilepsi. Anak juga perlu didukung untuk menjalankan hobi sesuai minatnya. Anak dengan epilepsi yang sudah terkontrol dengan baik juga dapat melakukan kegiatan seperti bersepeda dan berenang, namun tetap dalam pengawasan penuh orang dewasa yang mampu melakukan pertolongan pertama bila anak kejang.

DO: Perhatikan kemampuan beraktivitas anak

Anak penderita epilepsi harus didukung dan didorong beraktivitas dan bersosialisasi sesuai dengan minat yang dimilikinya, agar hidupnya lebih kaya dan berkualitas. Orang tua dapat berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter untuk memastikan aktivitas yang dilakukan anak dalam batasan aman. Perhatikan juga rambu-rambu dari anak; jika anak sudah tampak lelah sebaiknya anak beristirahat dan tidak dipaksakan untuk melanjutkan aktivitas.

DO: Tetap menerapkan pola asuh autoritatif

Kondisi epilepsi yang dialami anak bukan berarti harus membuat orangtua menjadi permisif dan memperbolehkan anak melakukan apapun yang diinginkannya. Anak tetap perlu diasuh dan dididik untuk menjadi individu yang disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab.

Berikut beberapa tips menerapkan pola asuh autoritatif:

  • Jadilah pendengar dan teman bicara yang baik
  • Tunjukkan bahwa orang tua mengerti emosi anak
  • Sepakati aturan-aturan yang perlu ditaati baik oleh anak maupun orangtua
  • Jelaskan dalam bahasa sederhana mengapa aturan perlu diterapkan
  • Biarkan anak memilih melakukan hal yang disukai selama masih dalam batas aman untuk dirinya dan dapat diterima mengingat aturan-aturan yang telah disepakati
  • Diskusikan bersama anak bila terdapat perselisihan pendapat.

DON’Ts

DON’T: Lupa minum obat

Keteraturan minum obat sangat penting bagi anak dengan epilepsi. Lupa atau terlambat minum obat menyebabkan penurunan kadar obat dalam tubuh dan dapat berakibat kambuhnya kejang. Jika anak terlambat mengonsumsi obat, konsumsilah obat sesegera mungkin saat ingat kembali. Bila perlu, tanyakan pada dokter apakah dosis berikutnya tetap diminum sesuai jadwal, atau diperlukan modifikasi jadwal sementara karena adanya obat yang terlewat atau terlambat dikonsumsi tersebut.

DON’T: Membeli atau mengganti obat sendiri

Pemberian obat antiepilepsi, penggantian obat, maupun penyesuaian dosis obat harus mengikuti aturan tertentu dan sebaiknya diberikan oleh dokter. Seringkali, orang tua mungkin mendapatkan saran atau nasihat dari orang sekitar mengenai pemberian berbagai jenis obat. Hindari memberikan obat tanpa konsultasi dengan dokter, karena tidak semua obat antiepilepsi cocok untuk semua jenis epilepsi. Obat yang berefek baik pada satu pasien, belum tentu memberikan efek yang sama bagi pasien lainnya. Selain itu, kemungkinan efek samping obat juga dapat berbeda pada anak yang berbeda.

DON’T: Menghentikan pengobatan sendiri

Seperti halnya pemberian, penggantian, dan penyesuaian dosis obat, penghentian obat antiepilepsi juga harus mengikuti aturan tertentu dan harus dilakukan atas anjuran dan dalam pengawasan dokter. Penghentian obat antiepilepsi secara mendadak dapat mengakibatkan kambuhnya kejang, bahkan dapat terjadi kejang yang lebih parah dan lebih lama daripada kejang yang biasanya dialami anak.

Ditulis Oleh:
dr. Amanda Soebadi, Sp.A(K), M.Med(ClinNeurophysiol)
dr. Lisa Safira, Sp.A
dr. Asri Rahmania
Bagikan Artikel
Ditulis Oleh:
dr. Amanda Soebadi, Sp.A(K), M.Med(ClinNeurophysiol)
dr. Lisa Safira, Sp.A
dr. Asri Rahmania
Bagikan Artikel

Dapatkan Informasi Terbaru

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru seputar
Anak Indonesia Sehat!

Berlangganan
Notifikasi
0 Comments
Paling Lama
Paling Baru
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
Anak Indonesia Sehat
Situs ini dibuat untuk para orang tua sebagai wadah pendukung untuk terciptanya pertumbuhan dan perkembangan Anak Indonesia Sehat.
magnifiercrosschevron-down