Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP.DR Hasan Sadikin Bandung
Sering sekali orang tua merasa kesal mengapa anaknya sulit sekali saat belajar membaca, mengeja atau menulis. Anak sulit menghafal angka atau huruf. Tapi bila melihat tayangan di televisi, anak sangat cepat dalam meniru. Kadang anak sangat hebat dalam bidang menggambar namun sulit saat membaca. Kelainan apakah ini?
Mari kita sama-sama mengenali apa yang dimaksud disleksia.
Arti Disleksia
Disleksia atau gangguan membaca spesifik merupakan kesulitan membaca, mengeja atau menulis pada anak yang tidak berhubungan dengan kecerdasan. Artinya kecerdasan anak normal atau di atas rata-rata namun mengalami kesulitan yang tidak terduga saat membaca, mengeja atau menulis.
Apakah disleksia sering terjadi?
Disleksia merupakan gangguan belajar spesifik yang sering terjadi. Sebanyak 80% anak dapat mengalami disleksia.
Disleksia sudah mulai dikenali sejak tahun 1960 an. Hingga saat ini sudah banyak tokoh dunia yang mengalami disleksia antara lain Albert Einstein, Muhammad Ali, Pablo Picasso, steven Spielberg, John Lennon, Richard Branson dan Tom Cruise.
Penyebab Disleksia
Penyebab disleksia adalah genetik (keturunan). Faktor risiko utama terjadinya disleksia dalah memiliki orang tua yang disleksia (23-65%)
Gejala Disleksia
Disleksia dapat mulai dikenali sejak taman kanak-kanak usia 4-5 tahun, saat memulai proses belajar membaca, mengeja maupun menulis. Di usia yang lebih muda anak mungkin mengalami keterlambatan bicara. Kesulitan membaca akan semakin jelas saat anak memasuki sekolah dasar kelas satu bahkan dapat menetap hingga anak remaja maupun dewasa. Pada anak yang lebih muda terjadi kesulitan dalam pemecahan masalah, proses berpikir, pembentukan konsep serta daya nalar.
Permasalahan dalam berbicara
Permasalahan dalam membaca atau menulis
Dislesia dapat diobservasi sebelum sekolah formal
Kelainan Yang Terjadi Pada Otak Anak Disleksia
Pada disleksia, area depan otak terlihat lebih aktif namun area belakang tidak aktif terutama daerah kiri. Kelainan ini terlihat saat dilakukan pencitraan kepala.
Komplikasi disleksia
Disleksia sering diikuti dengan disgrafia (kesulitan menulis), discalculi (kesulitan menghitung), dispraksia (ceroboh).
Komplikasi jangka panjang antara lain kurangnya rasa percaya diri, masalah perilaku, agresif, kecemasan, kehidupan sosial menjadi terganggu hingga kesulitan mencari pekerjaan saat anak dewasa.
Penanganan Disleksia
Sebaiknya penyandang disleksia dilakukan penanganan sejak dini untuk menghindari komplikasi. Membuat rencana pendidikan secara individual diperlukan dalam penanganan disleksia. Pada anak yang berisiko mengalami disleksia misalkan adanya riwayat keluarga disleksia, sejak anak berusia 6 bulan atau kurang orang tua sebaiknya membacakan buku atau mendengarkan cerita bersama. Berusaha untuk menyediakan waktu membaca lebih banyak. Orang tua dan lingkungan anak harus selalu menyemangati anak saat belajar membaca, mengeja atau menulis. Buatlah suasana belajar membaca menyenangkan. Hubungi dokter anak anda bila kesulitan belajar ini sulit ditangani atau disertai gangguan perilaku lainnya.
Daftar Pustaka
Add your first comment to this post