Setiap orangtua menginginkan buah hatinya tumbuh dengan sehat, kuat, cerdas dan memiliki masa depan yang cerah. Mendengar vonis “kanker” pada seorang anak, tentu membawa perasaan yang tidak nyaman bagi setiap orang, terutama bagi para orangtua. Rasa cemas, tidak percaya dan khawatir akan masa depannya kelak, tidak jarang membuat orangtua menjadi takut untuk memeriksakan anak ke dokter. Keterlambatan diagnosis dan pengobatan merupakan masalah yang masih dialami oleh Indonesia, padahal deteksi dan diagnosis sedini mungkin sangat penting bagi kesembuhan seorang anak yang mengidap kanker.
Pada artikel di bawah ini akan dirangkum beberapa hal seputar kanker yang penting untuk diketahui oleh orangtua. Semakin cepat kanker terdeteksi, anak memiliki kesempatan untuk mendapat pengobatan yang optimal, hingga mencapai kesembuhan yang diinginkan.
Apakah kanker dapat terjadi pada anak?
Kanker dapat terjadi pada berbagai usia, termasuk pada bayi dan anak. Jumlah kasus kanker anak di Indonesia cukup banyak dan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data WHO tahun 2020, menyebutkan bahwa jumlah kasus kanker pada anak usia 0 – 14 tahun, mencapai lebih dari 7500 kasus pertahunnya, dan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak.
Jenis kanker apa yang paling banyak menyerang anak?
Kanker pada anak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Kanker tersering pada anak di Indonesia adalah kanker darah (leukemia), diikuti oleh kanker padat lain seperti kanker mata (retinoblastoma), kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker tulang (osteosarkoma), kanker otak, kanker ginjal (Wilm’s tumor), kanker jaringan lunak (rabdomiosarkoma) dan kanker sel saraf (neuroblastoma).
Apa sebetulnya penyebab kanker? Apakah kanker menular?
Kanker disebabkan oleh gabungan atau interaksi berbagai faktor. Pada anak, faktor utama adalah kelainan genetik (sekitar 5-10%). Faktor lain adalah pengaruh lingkungan misalnya paparan radiasi ion, paparan zat pengawet, pestisida, pengaruh stress termasuk diantaranya asap rokok dan polusi lingkungan. Penyakit kanker bukanlah penyakit menular.
Gejala apa yang harus diwaspadai oleh orangtua?
Gejala akan bergantung pada jenis kanker yang terjadi. Orangtua diminta untuk terus memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada anaknya.
Gejala dan tanda kanker darah (leukemia) pada anak:
Pada kanker mata (retinoblastoma), gejala khas yang dapat dijumpai adalah adanya mata kucing (leukocoria) - bercak putih di tengah lingkaran mata (pupil) mata ketika disinari oleh cahaya. Gejala lainnya adalah mata juling, perubahan pada mata (mata merah, mata bengkak/menonjol) dan gangguan penglihatan. Retinoblastoma merupakan kanker yang dapat diketahui sejak dini melalui skrining sejak bayi, sehingga diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan deteksi dini rutin untuk mencegah keterlambatan diagnosis.
Pada kanker kelenjar getah bening (limfoma) gejala utamanya adalah munculnya benjolan akibat pembesaran kelenjar teritama di daerah leher, ketiak, pangkal paha. Gejala dapat disertai demam, sesak, berkeringat saat malam hari, penurunan berat badan.
Pada kanker padat lain (tulang, ginjal, hati, jaringan lunak, dan lainnya) gejalanya berupa benjolan di bagian tubuh yang terkena yang semakin membesar dalam waktu cepat, disertai gejala umum seperti penurunan berat badan.
Pada kanker otak, gejala yang harus diwaspadai antara lain adanya keluhan nyeri kepala, pusing, muntah-muntah, gangguan penglihatan, gangguan berjalan, sering jatuh saat berjalan, perubahan perilaku, angora gerak yang melemah bahkan kelumpuhan, kejang hingga penurunan kesadaran.
Langkah awal apa yang terbaik apabila menemukan gejala tersebut?
Orangtua hendaknya tidak menunda untuk berkonsultasi dan diperiksa oleh dokter di fasilitas kesehatan yang memadai. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi. Berbagai fasilitas tersebut tersedia di banyak rumah sakit di Indonesia, dan pelayanan penyakit kanker pada anak pun ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional, sehingga diharapkan tidak ada lagi orangtua yang takut membawa anak ke dokter.
Apakah kanker dapat disembuhkan?
Semakin dini diketahui dan semakin cepat mendapat pengobatan, maka semakin besar kemungkinan kanker tersebut dapat disembuhkan. Semakin lama terdeteksi, maka kanker dapat cepat menyebar ke selutuh tubuh dan menyebabkan berbagai komplikasi sehingga makin sulit untuk diobati. Pengobatan kanker utamanya adalah operasi, kemoterapi, dan terapi sinar/radiasi. Pengobatan tepat waktu, didukung dengan tata laksana nutrisi yang baik serta penanganan infeksi semasa pengobatan adalah kunci keberhasilan terapi kanker pada anak.
Tidak dapat dipungkiri bahwa angka kesembuhan penyakit kanker di negara berkembang seperti Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara maju. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, terutama keterlambatan pengobatan. Kerjasama berbagai lintas sektor diperlukan dalam menangani kasus kanker. Keterlambatan dapat dicegah dengan pengenalan gejala dini oleh orangtua, penegakkan diagnosis oleh tenaga medis di fasilitas kesehatan primer, percepatan akses rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan diagnostik dan terapi kanker, tidak menunda pengobatan medis, peningkatan fasilitas dan dan pengadaan obat kanker yang dijamin ketersediaannya oleh pemerintah, serta peran serta organisasi masyarakat yang bergerak di bidang kanker. Selaras dengan tema Hari Kanker Anak Sedunia 2022, yakni Better Survival is achievable #throughyourhands, dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak memegang peranan penting untuk kesembuhan dan masa depan anak dengan kanker, penerus bangsa kita.
Referensi:
Penulis:
Dr. Wisvici Yosua Samin, M.Sc, Sp.A
Dr. Ganda Ilmana, Sp.A
Dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A(K)
Reviewer:
DR. Dr. Teny Tjitra Sari, Sp.A(K), MPH
DR. Dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K)