Dokter, anak saya berumur 1 tahun belum duduk sendiri tanpa dibantu, badan, tangan dan kakinya koq kaku-kaku ya ?
Dok, bayi saya kan kemaren lahirnya tidak segera menangis, bayi saya lahir prematur dan riwayat lainnya. Apakah bayi saya nanti akan mengalami gangguan kedepannya? Gangguan apa saja ya,dok ?
Pertanyaan-pertanyaan diatas sering menjadi pertanyaan yang muncul dipraktek dokter anak. Keterlambatan perkembangan motorik, merupakan sesuatu yang sering dicemaskan oleh orang tua. Disatu sisi orangtua sering juga berpikiran “ ah, nanti juga bisa berjalan koq. “ ah, mungkin ini hanya terlambat saja, nanti juga akan mengejar.”
Palsi serebral merupakan penyebab paling sering pada disabilitas kronis anak. Angka kejadian 1-2 kasus pada 1000 kelahiran hidup pada anak dinegara berkembang. Dengan perbaikan pelayanan kesehatan obstetrik dan perawatan bayi prematur, maka banyak bayi-bayi prematur yang bertahan hidup dan berisiko terjadi palsi serebral.
Apakah yang dimaksud dengan palsi serebral ? Palsi serebral merupakan gangguan perkembangan otak yang memengaruhi perkembangan motorik, tonus otot dan postur tubuh. Keadaan yang mendasari yaitu adanya cedera yang terjadi pada otak yang sedang berkembang. Meskipun lesi diotak akibat cedera tidak bersifat progresif/ berlanjut, anak-anak dengan palsi serebral dapat disertai berbagai komplikasi atau komorbiditas yang berkembang dari waktu ke waktu dan mempengaruhi kemampuan fungsional mereka.
Berdasarkan penelitian yang ada palsi serebral dapat didiagnosis secara akurat di masa awal bayi. Sekitar setengah dari bayi palsi serebral memiliki faktor risiko yang dapat diidentifikasi, sehingga memungkinkan untuk dilakukan skrining dan diagnosis dini. Beberapa temuan yang bisa didapatkan dari adanya faktor risiko yang dapat diidentifikasi pada waktu masa kehamilan, persalinan dan setelah kelahiran serta adanya keterlambatan kemampuan motorik yang bukan suatu regresi (kemunduran).
Beberapa faktor yang dihubungkan dengan risiko tinggi terjadinya palsi serebral pada anak adalah riwayat infeksi bawaan selama kehamilan, perdarahan, penyakit- penyakit yang diderita ibu selama kehamilan seperti hipertensi, diabetes. Faktor risiko saat persalinan bisa berupa kelahiran kurang bulan/prematur, bayi dengan persalinan macat/ tidak segera menangis, kejang, kuning, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor risiko setelah lahir dapat berupa trauma kepala sedang dan berat, infeksi otak, kelainan bawaan pada otak dan dehidrasi.
Berikut beberapa gejala awal palsi serebral pada anak
Bayi usia 3-6 bulan:
Kepala jatuh ke belakang saat diangkat
Terasa kaku seperti boneka kayu
Terlihat seperti melengkungkan punggung dan leher saat digendong di lengan
Tungkai kaku dan menyilang saat diangkat
Bayi usia lebih dari 6 bulan:
Tidak berguling/tengkurap
Kesulitan mengangkat kedua tangan
Kesulitan mengangkat tangan ke mulut
Hanya menggapai dengan 1 tangan, tangan lainnya mengepal
Bayi lebih dari 10 bulan:
Merambat dengan satu sisi terlihat lebih berat, mendorong hanya dengan 1 tangan dan kaki, sementara sisi lainnya tidak.
Tidak merangkak dengan keempat ekstremitas, bergerak dengan bokong atau lutut.
Keadaan masih ngences (drooling/sialorrhea), sering tersedak disertai keterlambatan perkembangan motorik seorang anak sering merupakan keluhan awal orangtua. Palsi serebral merupakan kondisi neurologis yang dapat menyebabkan koordinasi proses menelan yang buruk sehingga dapat menyebabkan kesulitan menelan (disfagia) dan problem makan. Komplikasi dari disfagia adalah adanya aspirasi saliva dan makanan ke saluran napas sehingga menyebabkan pneumonia (radang paru) dan malnutrisi.
Gangguan buang air besar (konstipasi) juga sering terjadi pada palsi serebral akibat adanya hipotonia dan paralisis intestinal. Anak dengan palsi serebral mengalami konstipasi bila memperlihatkan gejala ≤2 defekasi per minggu, riwayat gejala/postur menahan defekasi, riwayat nyeri saat defekasi, adanya massa tinja yang besar di rektum, atau gangguan buang air kecil.
Referensi :
Add your first comment to this post